Senin, 22 Februari 2010

Ikhlas butuh keberaian

Disetiap arah fikiran setiap insan, terkadang terselip berbagai anggapan, baik itu buruk, skeptis, apatis, atau senang. Anggapan atau sikap apapun yg terselip itu merupkan hak kodrati manusia terhadap sesuatu yg dia pandang dan kemudian muncullah berbagai anggapan. Tak seorang pun berhak melarang anggapan orang lain karena itu adalah penilaian.
Dalam berbuat pun baiknya begitu..terlepas dari sikap seorang manusia secara lahiriah..yg setiap berbuat kebajikan slalu saja, sengaja atau tidak akan terselip harap agar mendapat pujian sanjungan, tepukan tangan yg secara otomatis akan mengangkat martabat duniawi. Namun lebih dari itu.......kata ikhlas yg sudah terdengar ditelinga sejak usia dini...merupakan satu titik bertemunya antara doa dan harap, doa yg mengarah kepada sang khalik, dan harap acuan semangat duniawi...berbuat ikhlas tak semudah yg sering dibicarakan karena ternyata berbuat ikhlas panjang ujiannya. dari awal kita berbuat sampai perbuatan kita yg tertinggal didunia sbg penilaian org terhadap kita. nilai dahsyat ikhlas tertumpu pada seberapa besar keberanian hati dan aktulisasi diri dalam berbuat. karena stiap perbuatan kita dilihat dan dinilai org dan sang Khalik (Allah SWT)..ikhlas bkn logo..bkn jg selogan....

Ikhlas dtg dr hati dan muncul dengan perbuatan yg tercermin dengan kesabaran dan butuh KEBERANIAN.

Wassalam,
Rudianto